Koneksi Antar Materi
Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Oleh: Waluyo Dwi Asmoro
CGP Angkatan 7
Kota Gorontalo
“Mengajarkan
anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama
adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
- Dari
kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda
pelajari saat ini?
Sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, bahwa tujuan
pendidikan adalah menuntun segala kodrat pada anak-anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat, maka kutipan diatas sangat terkait
dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari saat ini yaitu anak tidak
hanya diajarkan tentang calistung (baca, tulis dan hitung), namun ada hal yang
lebih penting dan terbaik untuk diajarkan kepada mereka. Yakni sesuatu yang
sangat berharga bagi mereka seperti budi pekerti yang meliputi olah cipta rasa
karsa dan raga. Selain itu anak juga perlu diajarkan apa yang berharga menurut
mereka, sesuai minat dan bakat yang ada. Kita hanya perlu menebalkan tulisan
yang sudah ada, dan menuntun anak-anak menuju kodrat mereka.
- Bagaimana
nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan
keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita
anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak yang luar biasa
pada lingkungan sekitar kita, dimana keputusan yang akan kita ambil sesuai
dengan kaidah-kaidah yang harus dilaksanakan dalam pengambilan dan pengujian
keputusan. Keputusan harus dapat dipertanggungjawabkan dan mengakomodasi
sebagian besar keinginan dari orang-orang di sekitar kita. Sebagai seorang
pemimpin kita tidak boleh egois dengan memaksakan keputusan kita pada orang
lain, tetapi dalam mengambil keputusan berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip,
dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diajarkan pada modul 3.1
ini.
- Bagaimana
Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses
pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran,
berusaha untuk berkontribusi pada proses pembelajaran murid dalam pengambilan
segala keputusan. Jadi keputusan yang diambil untuk proses pembelajaran murid
haruslah berpihak pada murid dan untuk kepentingan murid sebesar-besarnya.
Pendidikan merupakan persemaian benih-benih. Jadi apapun keputusan yang kita
ambil bertujuan untuk membuat benih-benih yang sudah ada dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kodratnya. Sebagai pemimpin pembelajaran dapat menjadi
fasilitator, motivator, supaya anak-anak dapat menuju kebahagiaan, kemandirian
dan kesejahteraan. Pemimpin pembelajaran dapat membawa anak Indonesia mencapai
kemerdekaan belajar.
Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini
jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini?
Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Pada kalimat ini menunjukkan bahwa begitu pentingnya untuk
mengambil keputusan agar murid bisa memiliki karakter dan keterampilan sosial
emosional yang baik untuk meraih kebahagiaan di masanya nanti.
- Bagaimana filosofi Ki
Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso
sung tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu harus
memberikan tauladan atau contoh praktek baik kepada murid. Dalam setiap
pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras
sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya
guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap
permasalahannya secara mandiri. Gru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid
menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri
Handayani.
- Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada
prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam
dalam diri seorang pendidik tentunya adalah nilai kebaikan diantaranya;
kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi, gotong-royong dan nilai
kebaikan lainnya. Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang paling kita
hargai dalam hidup dan sangat berpengaruh pada pembentukkan karakter, perilaku
dan membimbing dalam kita mengambil sebuah keputusan. Sebagai Guru Penggerak,
tentunya ada beberapa nilai-nilai yang harus dipegang diantaranya; mandiri,
reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid dimana nilai-nilai
tersebut merupakan manivestasi dari pengimplementasian kompetensi sosial
emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan berinteraksi
sosial dalam mengambil keputusan secara kesadaran penuh untuk meminimalisir
kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi. Serta pengambilan keputusan juga
didasarkan pada 3 prinsip untuk penyelesaian dilema, diantaranya; berpikir
berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinkhing), berpikir berbasis peraturan
(Rule-Based Thinking), dan berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking)
- Bagaimana
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan
proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan
yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah
efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu
oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Coaching adalah ketrampilan yang sangat
penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam
diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching
TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan
membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal
apaila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian
keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.
- Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya
akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema
etika?
Dalam melaksanakan proses Pendidikan,
pendidik dalam hal ini guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar
muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki
dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial
emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self
management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan
sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai
pilihan, konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam
pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan
kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang
kita ambil karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh
kepentingan para pemangku kepentingan. Namun tujuan utama pengambilan selalu
pada kepentingan dan keberpihakan pada murid .
- Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali
kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang
pendidik harus mampu melihat permasalahan yang dihadapi apakah permasalahan
tersebut merupakan dilema etika ataukah bujukan moral. Dengan nilai- nilai yang
dimiliki seorang pendidik tersebut, baik nilai inovatif, kolaboratif, mandiri
dan reflektif seorang pendidik dapat menuntun muridnya untuk dapat mengenali
potensi yang dimiliki dalam mengambil keputusan dan mengatasi masalah yang
dihadapi sehingga dengan nilai-nilai dari seorang pendidik tersebut, yang
merupakan landasan pemikiran yang dimiliki akan cenderung pada prinsip
melakukan demi kebaikan orang banyak, menjunjung tinggi prinsip- prinsip/
nilai- nilai dalam diri dan melakukan apa yang kita harapkan orang lain akan
lakukan kepada diri kita. Maka seorang pendidik akan dapat mengambil sebuah
keputusan yang bertanggung jawab melalui berbagai pertimbangan dan langkah
pengambilan dan pengujian sebuah keputusan terkait permasalahan yang terjadi.
- Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang
tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman
dan nyaman, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali terlebih
dahulu kasus yang terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau
bujukan moral.
Jika kasus tersebut merupakan dilema etika,
sebelum mengambil sebuah keputusan kita harus mampu menganalisa pengambilan
keputusan berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan sehingga hasil keputusan yang kita ambil mampu menciptakan
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk muridnya. Intinya
pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus-kasus pada masalah moral atau
etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan . Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan
dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai
dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu
mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal
tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif,
aman dan nyaman.
- Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan
paradigma di lingkungan Anda?
Dalam hal ini tantangan dalam pengambilan
keputusan biasanya seringkali terletak pada paradigma diru masing-masing.
Perbedaan sudut pandang setiap orang dalam mengidentifikasi dan menganalisis
suatu masalah membuat kita sulit untuk mendapatkan kesepakatan Bersama. Sehingga
hal ini menjadi suatu tantantang dimana keputusan itu akan sulit jika
semuaorang memiliki ego masing-masing.
- Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran
yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Dalam mengambil keputusan memiliki pengaruh yang penting
pada murid, keputusan yang kita ambil memberi kesempatan kepada murid untuk
bisa belajar sesuai dengan gaya minat belajar anak-anak sehingga mereka akan
memperoleh pelajaran yang nyaman aman dan menyenangkan. Sebagai pendidik yang
bertugas sebagai pemimpin pemdelajaran kita harus benar-benar membuat keputusan
yang tepat dengan melihat keadaan setiap murid, mengambil keputusan yang dapat
mencakup semua murid dengan potensi masing. Keputusan yang kita buat haruslah
memberi ruang yang baik bagi murid-murid untuk dapat mengeksplor diri mereka
melalui hal-hal yang bernilai kebajikan.
- Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin pembelajaran
harus bisa mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta-fakta yang ada, pemimpin
harus lebih jeli dalam melihat dasar-dasar pengambilan keputusan, dan perlu
melihat dampak yang akan diakibatkan dari keputusan yang kita ambil, karena hal
ini akan sangat mempengaruhi lingkungan dan paling penting akan mempengaruhi
masa depan murid kita. Sebagai pemimpin pembelajaran haruslah kita melihat dari
segala sudut pandang, memahami segala situasi dan kondisi yang terjadi
dilingkungan dan yang dihadapi murid-murid kita, kita harus mengutamakan
keberpihakan kepada murid yang dilakukan dengan melihat nilai-nilai kebajikan
dan berdasarkan norma yang berlaku.
- Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Saya menyimpulkan bahwa pembelajaran modul
3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran terkait dengan
modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya, merupakan satu kesatuan yang
tidak bisa terpisahkan untuk memerdekakan murid dalam belajar. Sebagaimana
dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan bertujuan menuntut segala
proses dan kodrat atau potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun
masyarakat.
Seorang pendidik dalam melaksanakan proses
pembelajaran harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta
mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil
sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Untuk dapat mengambil sebuah
keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai
pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan
berbagai opsi dalam pengambilan keputusan.
Dengan berbekal keterampilan coaching ini
dapat membantu murid dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri tidak sebatas
pada murid, keterampilan coaching dapat diterapkan pada rekan sejawat atau
komunitas terkait permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran. Selain
itu diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri
(self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan
berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan dan proses
pengambilan keputusan diharapkan dapat dilakukan secara sadar penuh
(mindfullness), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang akan
terjadi.
- Sejauh
mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di
modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan
keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Pemahaman saya tentang konsep-konsep yang telah
saya pelajari pada modul ini yaitu
4 paradigma pengambilan keputusan :
1.
Individu lawan kelompok (individual vs community)
2.
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3.
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4.
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
3 Prinsip
penyelesaian dilema.
Berpikir
Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir
Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
9 Tahapaan
pengambilan dan pengujian keputusan:
1. Mengenali
bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan
2. Menentukan
siapa yang terlibat dalam situasi ini
3. Mengumpulkan
fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini
4. Pengujian
benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)
5. Pengujian
paradigma benar atau salah
6. Prinsip
pengambilan keputusan
7. Investigasi
tri lema
8. Buat
keputusan
9. Meninjau
kembali keputusan dan refleksikan
- Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan
sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya
dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini saya pernah
membuat keputusan yang berhubungan dengan dilema etika namun belum menerapkan 4
paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan karena sebelumnya
saya berpikir bahwa sebuah keputusan itu hanya berkaitan dengan kesepakatan
bersama dan tidak merugikan orang lain. Setelah memahami modul ini saya menjadi
lebih punya dasar yang dapat saya jadikan sebagai pertimbangan dalam membuat
keputusan.
- Bagaimana
dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang
terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini pemahaman saya
masih sangat kurang dan belum tahu dengan jelas tentang menerapkan prinsip dan
paradigma pengambilan keputusa. Sehingga dampak pembelajaran pada modul ini
terhadap pengambilan keputusan yang saya lakukan sangat besar, Saya bersyukur
bisa mempelajari materi pada modul ini sehingga saya dapat memahami bahwa dalam
pengambilan keputusan penting untuk memahami kondisi dan situasi dalam sebuah
kasus, menerapkan prinsip-prinsip dan paradigma pengambilan keputusan serta
menerapkan konsep pengambilan dan pengujian keputusan dapat membantu dalam
mengambil keputusan yang baik dan tepat, selain itu sebagai pemimpin
pembelajaran saya perlu untuk mengambil keputusan yang benar-benar berpihak
kepada murid dan mengandung nilai-nilai kebajikan dan keputusan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
- Seberapa
penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan
Anda sebagai seorang pemimpin?
Menurut saya sangat penting bagi saya
mempelajari modul ini. Karena materi dari modul ini sangat membantu saya dalam
mempraktekkan pengambilan keputusan yang benar. Selain itu saya dapat
mengidentifikasi setiap kasus yang terjadi sehingga mampu menemukan solusi yang
tepat dalam menyelesaikan masalah.
Salam Guru pengerak
Salam dan Bahagia
Terima Kasih.